Artikel ini menyajikan kisah-kisah bayi yang dikehendaki Allah mampu berbicara layaknya manusia dewasa., dikatakan:
Dari Abu Hurairah RA. bahwa Rasulullah SAW. bersabda, yang
artinya:
"Tidaklah berbicara ketika masih bayi, kecuali di
antaranya: 1. 'Isa AS bin Maryam; 2. Bayi anak pembantu patih 'Aziz
(saksi Yusuf AS bin Ya 'qub AS.); 3. Bayi Masithah budak Fir'aun; dan 4.
Seorang bayi yang ada pada zaman Juraij.
Sebagian dari kita mungkin sudah pernah mendengar atau membaca kisah ini, tapi apa salahnya saya muat kembali pada postingan ini untuk saudara-saudara kita yang belum sempat mendengar dan membaca kisah ini dengan tujuan agar dapat memberikan hikmah kepada pembaca.
Nah, bagi yang belum tau kisahnya pasti kalian sudah pada penasarankan seperti apa si kisah-kisahnya???
Baiklah., tanpa panjang lebar lagi mari kita langsung menuju ke "TKP". Cekidot!!!
Bismillahirohmannirohim.,
KELAHIRAN NABI ISA AS BIN MARYAM
Pada zamannya, Siti Maryam dikenal sebagai seorang gadis
suci yang pandai menjaga diri.Sehari-hari waktunya hanya dihabiskan sendirian
di dalam kamar untuk beribadah kepada Allah SWT.
Ia tidak pernah keluar rumah, apalagi berbicara dengan
laki-laki. Tidak ada satu pria pun yang berani menyentuh kulit
tubuhnya. Ia juga berasal dari keturunan dan keluarga terpandang.
Ibunya bernama Hannah, istri Imran. Sewaktu kecil,
Siti Maryam diasuh oleh keluarga Nabi Zakaria 'alaihis salam.
Satu saat, ketika Siti Maryam sedang khusu 'berzikir,
Malaikat Jibril mendatanginya. Siti Maryam terkejut. Jibril
menjelaskan bahwa kehadirannya membawa kabar gembira.
Menurut Jibril, tidak lama lagi Siti Maryam akan
memperoleh seorang bayi lelaki istimewa bernama Isa Al-Masih. Dinamakan
Al-Masih karena Nabi Isa mengusap bumi dan membersihkan serta usahanya untuk
menyelamatkan agama dari berbagai fitnah pada zamannya.
Siti Maryam justru semakin takut. Tubuhnya bertambah
gemetar. Ia terus berdoa, meminta perlindungan kepada Allah
SWT. Malaikat Jibril kemudian meniupkan roh ke dalam perut Siti Maryam,
lalu menghilang, dan berganti menjadi cahaya yang terang benderang.
Siti Maryam termenung diliputi kesedihan. Ia berkata
dalam hati, mana mungkin dirinya bisa hamil, padahal belum menikah dan tidak
memiliki suami. Hari demi hari, perutnya bertambah buncit. Rupanya ia
benar-benar hamil. Anehnya, ia tidak merasa sakit atau ngidam, layaknya
wanita hamil. Siti Maryam bingung, bagaimana menjelaskan semua ini kepada
keluarga maupun masyarakatnya. Pasti tidak akan ada orang yang percaya,
pikirnya.
Detik-detik kelahiran Siti Maryam sebentar lagi. Ia
mendapat petunjuk dari Allah SWT supaya meninggalkan rumah dan kampungnya. Siti
Maryam berjalan melewati banyak orang. Tak pelak gemparlah seluruh
warga. Mereka terkejut melihat Siti Maryam sudah berbadan
dua. Cemoohan dan caci maki sontak keluar dari mulut mereka. Mereka
menuduh Siti Maryam telah berbuat zina. Mereka menyebut Siti Maryam
perempuan tak berguna alias pelacur. Siti Maryam tidak menanggapi, meski
telinganya panas dan hatinya perih. Kedua kakinya terus melangkah mantap,
tanpa tujuan pasti.
Tibalah Siti Maryam di suatu tempat yang jauh dari
kampungnya dan tanahnya belum pernah diinjak siapapun. Di situ banyak
tumbuh pohon kurma. Ia memilih duduk bersandar, beristirahat di bawah
pohon kurma yang besar dan tinggi. Tiba-tiba ia merasakan sakit pada
perutnya. Akhirnya, ia melahirkan seorang bayi lelaki berwajah tampan,
berkulit lembut dan putih. Seluruh proses kelahirannya tidak dibantu oleh
dukun bayi, bidan maupun dokter.Selain itu, tidak ada orang yang melihat dan
mengetahuinya. Tercatat dalam sejarah, Nabi Isa 'alaihis
salam dilahirkan pada tahun 622 sebelum hijriah atau sebeluh masehi.
Belum hilang rasa letihnya setelah melahirkan, Siti
Maryam putus asa ingin mengakhiri hidup. Ia merasa malu karena harus
menanggung beban berat sepanjang hidupnya. Namun, anak yang baru
dilahirkan itu spontan berkata, "Ibu jangan bersedih hati. Semua ini
karunia dari Allah SWT. Ibu, tolong gerakkan pohon kurma itu. Nanti
makanan, minuman dan buah yang matang akan mendekati kita, kemudian
makanlah. Niscaya hati Ibu menjadi tenang. "Siti Maryam seketika
tersadar, kemudian memuji kebesaran Allah SWT.
Beberapa waktu setelah tinggal di tempat peristirahatan,
Siti Maryam berencana pulang ke rumahnya. Ia menggendong anaknya penuh
cinta dan kasih sayang. Memasuki gerbang perkampungannya pada sore hari,
orang-orang yang sedang berkumpul langsung menghampirinya. Mereka
mengerubungi Siti Maryam sekalian menanyakan identitas bocah itu. Tapi
Siti Maryam tidak menjawabnya, sebab sudah niat berpuasa tidak mau bicara
kepada siapapun. Mereka malah menyindir, meledek dan memfitnah Siti Maryam. Bahkan
ada sebagian orang yang ingin mengusir Siti Maryam. Siti Maryam hanya memberi isyarat supaya orang-orang
bertanya kepada bayi yang berada dalam dekapannya. Sementara bayi itu
menjawab, "Aku Isa Al-Masih, hamba Allah SWT yang akan diberi Kitab
Injil. Suatu hari aku akan dijadikan nabi dan utusan-Nya untuk
mengembalikan kalian ke jalan Allah SWT, memerintahkan shalat dan menunaikan
zakat.Aku juga akan berbakti kepada ibuku. "Orang-orang yang mendengar
pernyataannya spontan tampak pucat wajahnya. Mereka tidak menyangka bayi
yang baru lahir beberapa hari bisa berbicara secara lancar.
Demikianlah (kisah Isa), Kami membacakannya kepada kamu
sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Quran yang penuh
hikmah. (Ali-Imron: 58)
KISAH BAYI PEMBANTU PATIH’AZIZ (SAKSI
YUSUF AS BIN YA’QUB AS)
JIKA kita mendengar nama Nabi Yusuf, pastilah
langsung teringat dengan kisah ketampanannya. Selain tampan, Nabi Yusuf juga
dianugrahi kemampuan menafsirkan mimpi, ahli perekonomian dan ahli siasat
perjuangan.
Yusuf AS adalah putra nabi Ya'qub yang putra Nabi Ishaq
yang putra Nabi Ibrahim. Yusuf disebut-sebut dalam Alquran sebanyak 26 ayat.
Sebanyak 24 kali disebut dalam surat Yusuf dan dua lagi di Surat Al An'am dan
Al Mukminuun.
Selain kisah dibuangnya nabi Yusuf lewat persekongkolan
jahat para saudaranya-- Kecuali Bunyamin. Ada sebuah kisah tentang keajaiban yang
bisa membebaskan Yusuf dari jerat fitnah.
Benih cinta sudah lama terpendam di dalam kalbu Siti
Zulaikha, ibu angkat Yusuf. Apalagi menginjak dewas, wajah Yusuf semakin nampak
menawan, bagus dipandang. Zulaikha pun menanti-nanti waktu yang pas untuk
mengutarakan maksudnya.
Pada suatu hari saat yang dinanti-nanti itu tiba. Saat
itu kebetulan suaminya, Qithfirul Aziz sedang melaksanakan kunjungan kerja keluar
kota. Setelah Qithfirul Aziz meninggalkan istana, Zulaikha pun bergegas menutup
semua pintu. Zulaikha di dalam kamar dan berbaring sambil memanggil Yusuf dan
wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya, menggoda Yusuf untuk
menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata;
"marilah kesini" - Surat Yusuf: 23)
Yusuf yang mendengar dan melihat itu bergeming. Jiwa
kenabian sudah ada di dalam diri Yusuf sehingga tak membuatnya terseret.
Yusuf pun berkata: "Aku berlindung kepda
Allah sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik, sesuangguhnya
orang yang dolim tidak akan beruntung"( Surat Yusuf ayat: 23)
Mendengar jawaban itu, Zulaikha segera bangun lalu
mengejar Yusuf. Zulaikha mengejar, ditariknya baju bagian belakang Yusuf hingga
robek. Tiba-tiba datanglah Qithfirul Aziz. Lalu dengan cepat Zulaikha
menghampiri suaminya dan berkata: "Apakah hukumannnya bagi seseorang
yang hendak berbuat kejahatan terhadap istri engkau, kecuali dipenjarakan atau
diberi siksaan yang pedih," (Yusuf: 25)
Tak kala mereka sedang adu argumentasi hingga suasa
menjadi bergemuruh, tiba-tiba datanglah pembantu Zulaikha sambil menggendong
bayinya yang masih menyusui. Tak disangka, bayi itu tiba-tiba berbicara.
"Jika kemejanya sobek di bagian depan, maka
perempuan itu berkata benar, dan ia, Yusuf, termasuk orang yang berdusta.
Tetapi jika kemejanya sobek dari sebelah belakang, maka perempuan itu berdusta,
dan ia, Yusuf, termasuk orang-orang yang benar (Yusuf: 26-27)
Ketika Qithfirul Aziz mendengar suara bayi itu, maka
segera saja Yusuf di periksa. Baju Yusuf sobek di bagian belakang. Setelah
memperhatikan mereka mengambil kesimpulan bahwa Yusufalah yang benar.
Allah SWT berfirman " Maka tatkala suami wanita
itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang,
berkatalah ia `Sesungguhnya
(kejadian) itu adalah di antara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu
adalah besar. Hai (Yusuf) berpalinglah dari (kejadian) ini dan (kamu Hai
istriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk
orang-orang yang berbuat salah "(QS Yusuf ayat 28-29).
Tuan Aziz berpesan kepada Yusuf agar ia tidak memberitahukan
hal ini kepada siapapun dan tidak menyebarkan berita ini kepada orang
lain. Dan dia berkata "Wahai Yusuf, berpalinglah dari semua ini"
Sedangkan kepada istrinya ia memberikan nasihat dengan penuh kelembutan dan
kasih sayang, padahal dia telah melakukan perbuatan yang sangat
keji. Kepada istrinya ia berkata "Minta ampunlah kepada Allah dan
bertaubatlah"
KISAH SITI MASITHAH.
Suatu ketika tukang sihir anak Raja Fir’aun yang bernama Mashithah sedang asyik menyisir rambut anak sang raja. Akan tetapi, tiba-tiba sisir yang digunakannya jatuh. Dengan spontan, Mashithah mengucapkan Bismillahi, dengan menyebut nama Allah.
Suatu ketika tukang sihir anak Raja Fir’aun yang bernama Mashithah sedang asyik menyisir rambut anak sang raja. Akan tetapi, tiba-tiba sisir yang digunakannya jatuh. Dengan spontan, Mashithah mengucapkan Bismillahi, dengan menyebut nama Allah.
Mendengar ucapan yang terlentar dari mulut Mashithah,
sang putri kemudian bertanya,
“Wahai Mashithah apa yang tadi kamu katakan? Bukankah
Tuhan kamu adalah ayahku? Mengapa engkau menyebut Tuhan lain selain Fir’aun?
Dengan tegas Mashithah menjawab, “Wahai Tuan Putri
sesungguhnya Tuhan kamu semua adalah Allah swt, bukan ayah Tuanku?
Putri pun mengatakan, “Wahai Mashithah, perbuatan kamu
ini nanti akan aku laporkan kepada Ayahanda.
Dengan penuh keyakinan dan Iman yang mantap, Mashithah
menjawab, “Silahkan Tuan Putri laporkan apa yang Tuan Putri dengar.”
Akhirnya Fir’aun memanggil Mashithah seraya menanyakan
apa yang telah ia katakana kepada anaknya. Apakah benar atau salah.
“Benar Tuan Raja, “ Jawab Mashithah.
“Benar Tuan Raja, “ Jawab Mashithah.
Fir’aun pun memberi tawaran yang kedua supaya Mashithah
mengakui bahwa Fir’aun adalah Tuhannya.
Mashithah tetap dengan pendiriannya. Fir’aun pun marah
maka, semua keluarga Siti Masyitoh di kumpulkan Fir’aun memulai pengadilannya.
“Masyitoh, kamu lihat belanga besar di depanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya berikan kesempatan sekali lagi, tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk menyembahku. Kalaulkah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak fikirkan keselamatan bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya”
“Masyitoh, kamu lihat belanga besar di depanmu itu. Kamu dan keluargamu akan saya rebus. Saya berikan kesempatan sekali lagi, tinggalkan agama yang dibawa Musa dan kembalilah untuk menyembahku. Kalaulkah kamu tidak sayang dengan nyawamu, paling tidak fikirkan keselamatan bayimu itu. Apakah kamu tidak kasihan padanya”
Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Fir’aun, Siti
Masyitoh sempat bimbang.
Tetap sebelum mashithoh dan kelurganya dimasukkan ke
dalam belanga besar siti masithah meminta agar tulang-tulangnya nanti
dikuburkan, dan permintaan itu dikabulkan oleh fir’aun.
Setelah itu, Tidak ada yang dikhawatirkannya dengan
dirinya, suaminya, dan anak-anaknya yang lain, selain anak bungsunya yang masih
bayi.
Naluri keibuannya muncul. Ditatapnya bayi mungil dalam
gendongannya. “Yakinlah Masyitoh, Allah pasti menyertaimu”, sisi batinnya yang
lain mengucap.
Ketika itu terjadilah suatu keajaiban. Bayi yang masih menyusu itu berbicara
kepada ibunya,
“Bersabarlah, wahai ibuku! Janganlah engkau merasa
bimbang dan ragu-ragu! Sesungguhnya Allah selalu bersama kita, wahai ibuku.”
melihat bayinya dapat berkata-kata dengan fasih, menjadi teguhlah iman Siti
Masyitoh. Ia yakin hal ini merupakan tanda bahwa Allah tidak meninggalkannya.
Allah pun membuktikan janji-Nya pada hamba-hamba-Nya yang
memegang teguh (istiqomah) keimanannya. Ketika Siti Masyitoh dan keluarganya dilemparkan
satu persatu pada belanga itu, Allah telah terlebih dahulu mencabut nyawa
mereka, sehingga mereka tidak merasakan panasnya air dalam belanga itu.
Ketika Nabi Muahammad saw isra dari Masjidil Haram di
Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, beliau mencium aroma wangi yang berasal
dari sebuah kuburan.
“Kuburan siapa itu Jibril ?” tanya Nabi.
“Itu adalah kuburan seorang wanita shalihah yang bernama Siti Masyitoh” jawab Jibril.
“Itu adalah kuburan seorang wanita shalihah yang bernama Siti Masyitoh” jawab Jibril.
Demikianlah kisah seorang wanita shalihah bernama Siti
Masyitoh, yang tetap teguh memegang keimanannya walaupun dihadapkan pada bahaya
yang akan merenggut nyawanya dan keluarganya.
KISAH JURAIJ YANG DI FITNAH.
Juraij adalah seorang ahli 'ibadah, dia
memiliki sebuah tempat ibadah yang sekaligus tempat tinggalnya.
Suatu ketika Juraij sedang shalat, tiba -tiba ibunya
memanggil. Wahai Juraij, Juraij berkataa: Wahai Rabku
apakah yang harus saya dahulukan, melanjutkan shalat ataukah
memenuhi panggilan ibuku?
Akhirnya Juraij melanjutkan shalatnya. Dengan
penuh rasa kecewa, ibunyapun pergi.
Selanjutnya kejadian tersebut berulang sampai tiga
kali, sedang Juraij tetap melanjutkan shalatnya dan tidak
memenuhi panggilan ibunya.
Akhirnya sang ibu berdoa: Ya Allah,,,
janganlah Engkau matikan Juraij sampai dia melihat pelacuran.
Dikisahkan Orang-orang Bani Israil
menyebut-nyebut ketekunan ibadah Juraij.
Sedangkan diantara mereka ada
seorang pelacur yang sangat cantik, yang berkata, Jika kalian menghendaki,
aku akan memberinya fitnah.
Perempuan (pelacur) tersebut lalu mendatangi Juraij
dan menggodanya. Tapi Juraij tidak mempedulikanya.
Kemudian pelacur tersebut mendatangi seorang
penggembala yang sedang berteduh di dekat tempat ibadah Juraij. Lalu ia
berzina dengannya dan akhirnya hamil.
Tatkala pelacur tersebut melahirkan seorang bayi,
orang-orang bertanya. Bayi ini hasil perbuatan dengan siapa? Pelacur
itu menjawab, "Juraij". Maka mereka kemudian
mendatangi Juraij, dan memaksanyauntuk keluar dari tempat ibadahnya.
Selanjutnya mereka memukuli Juraij, mencaci maki,
dan merobohkan tempat ibadahnya.
Juraij bertanya, Ada apa ini, mengapa
kalian perlakukan aku sepertiini? Mereka menjawab, Engkau telah
berzina dengan pelacur ini, sehingga melahirkan seorang bayi.
Juraij bertanya, Di mana sekarang bayi
itu? Kemudian mereka datang membawa bayi tersebut.
Juraij berkata, Berilah aku kesempatan
untuk mengerjakan shalat. Lalu Juraij shalat. Selesai shalat
Juraij menghampiri sang bayi lalu mencoleknya di perutnya seraya bertanya.
Wahai bayi, siapakah ayahmu? Sang bayi
menjawab, Ayahku adalah seorang penggembala.
Serta merta orang-orang punberhambur, menciumi, dan
meminta maaf kepada Juraij.
Mereka kemudian berkata, Kami akan membangun
kembali tempat ibadah untukmu dari emas.
Juraij menjawab. Jangan! Cukup dari tanah
saja sebagaimana semula. Mereka lalu membangun tempat ibadah
sebagaimana yang diinginkan Juraij. Ketika ibu si bayi memangku
anaknya untuk disusui, tiba-tiba lewat seorang lelaki berkuda yang
gesit, gagah dan tampan.
Maka ibu itu berdoa. Yaa Allah,
jadikanlah anakku seperti dia. Tiba-tiba bayi itu
melepaskan tetek ibunya dan menghadap ke penunggang
kuda tersebut seraya berkata.Yaa Allah , jangan jadikan aku seperti
da. Lalu ia kembali lagi ke ibunya dan melanjutkan hisapan susunya.
Abu Hurairah RA berkata. Seakan-akan aku melihat
Rasulullah SAW. menirukan gerakan si bayi, dan meletakkan
jari telunjuknya di mulut lalu menghisapnya.
Lalu lewat serombongan orang membawa wanita hamba
sahaya yang sedang dipukuli. Mereka menuduh, Kamu telah berzina, kamu
telah mencuri! Sementara hamba sahaya perempuan itu
berkata. Cukuplah Allah sebagai pelindungku!
Melihat kejadian ini, sang ibu berdoa. Yaa
Allah, jangan jadikan anakku seperti dia.Maka bayi itu meninggalkan
tetek ibunya dan melihat ke tempat wanita hamba sahaya tersebut sambil berdoa. Yaa
Allah, jadikanlah aku seperti dia.
Karena peristiwa itu sang ibu
kemudian berkata,Di belakangku berlalu seorang penunggang kuda
yang gagah dan tampan, lalu aku berkata, Yaa Allah, jadikan
anakku seperti dia. Lantas engkau berkata, Yaa Allah, jangan jadikan
aku seperti dia. Lalu berlalu di hadapanku wanita hamba sahaya, dan mereka
memukulinya dan mengatakan bahwa ia telah berzina, ia telah
mencuri! Melihat hal ini, aku berdoa. Yaa Allah, jangan
jadikan anaku seperti dia. Lalu engkau berkata. Yaa Allah
jadikan aku seperti dia. Maka bayi itu menjelaskan kepada ibunya.
Wahai ibu, sesungguhnya penunggang kuda
yang tampan itu adalah seorang yang sangat sombong.
Maka aku berdoa. Yaa Allah, jangan jadikan aku
seperti dia! Sedangkan terhadap hamba sahaya wanita itu, yang orang-orang
berkata, Kamu berzina! padahal dia tidak berzina, kamu mencuri padahal
dia tidak mencuri. Maka aku berdoa. Yaa Allah jadikanlah aku
seperti dia. Demikianlah sebuah kisah yang
tercantum dalam Hadits Riwayat Bukhari, 3436 dan Muslim,
2550. Tentang Kisah"Juraij" seorang ahli ibadah yang
kemudian terfitnah dengan seorang wanita pelacur.
wallahu a’lam bishawab.,
Semoga Artikel tentang
bayi-bayi yang di kehendaki allah berbicara bisa menambah keimanan serta
ketakwaan kita, khususnya saya., Amien.,
Tidak ada komentar: