Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Dajjal keluar dengan membawa air dan api.
Maka, air yang dilihat oleh orang-orang sesungguhnya adalah api yang membakar.
Sedangkan api yang dilihat oleh orang-orang, sesungguhnya adalah air yang
dingin dan segar. Barangsiapa di antara kalian yang menjumpai hal ini, maka
hendaklah dia menjatuhkan diri pada sesuatu yang dilihatnya api, karena
sesungguhnya hal itu adalah air segar yang baik.”
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menuturkan
tentang Dajjal pada suatu pagi. Beliau merendahkan tetapi juga meninggikan
suaranya, sampai-sampai kami menduga bahwa Dajjal berada di satu sisi pohon
kurma.” Maksudnya, beliau merendahkan suaranya dengan menyebutkan bahwa dia
buta sebelah dan di antara kedua matanya tertulis ‘kafir’.
Beliau juga
memandang besar fitnah Dajjal karena mencakup hal-hal yang luar biasa. Artinya,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallambersungguh-sungguh mengganggap
dekat munculnya Dajjal. Beliau menggunakan reaksi yang bermacam-macam, baik
yang merendahkan maupun yang meninggikan sehingga kami menduga- untuk
bersungguh-sungguh dalam menganggap dekat bahwa Dajjal berada di satu sisi
pohon kurma- di (Madinah).
Beliau bersabda, “Selain Dajjal yang lebih saya khawatirkan
atas diri kalian. Apabila dia muncul sedangkan saya masih ada di antara kalian,
maka sayalah yang akan mematahkan hujjahnya untuk membela kalian. Apabila dia
muncul dan saya sudah tidak ada di antara kalian, maka tiap-tiap orang membela
dirinya sendiri. Allah yang menggantikan diriku atas setiap orang muslim.
Dajjal adalah pemuda yang berambut keriting, matanya sayu, seakan-akan saya
menyamakannya dengan Abdul Uzza bin Qathan (seseorang yang binasa pada masa
jahiliyah). Barangsiapa bertemu dengannya, maka bacakan kepadanya bagian
pembukaan surat Al-Kahfi. Dia muncul di daerah antara Syiria dan Irak. Dia
membuat banyak kerusakan di kanan dan di kiri. Wahai hamba-hamba Allah!
Tetaplah (pada keimanan dan janganlah melenceng darinya).
” Kami bertanya,
“Wahai Rasulullah! Berapa lama dia berada di muka bumi?”
Beliau shallallahu
‘alaihi wa sallam menjawab, “Empat puluh hari. Yang sehari bagaikan
setahun. Sehari lagi bagaikan sebulan. Dan sehari lagi bagaikan sepekan.
Sedangkan hari-hari lainnya seperti hari-hari biasa.
”Kami kembali bertanya, “Wahai Rasulullah! Pada sehari yang
bagaikan setahun, cukupkah bagi kami melakukan shalat untuk sehari dalam hari
tersebut?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tidak.
Perkirakanlah kadar waktunya.
”Kami bertanya lagi, “Wahai Rasulullah! Seperti apakah
kecepatan Dajjal di bumi?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Bagaikan
mendung yang ditiup angin. Dia mendatangi suatu kaum, lalu dia mengajak kaum
tersebut, kemudian mereka beriman kepadanya dan menerimanya. Lantas dia
memerintahkan langit untuk menurunkan hujan, maka langit pun menurunkan hujan.
Dia memerintahkan bumi untuk mengeluarkan tanaman, lantas bumi pun menumbuhkan
tanamannya, sehingga binatang-binatang ternak mereka kembali di penghujung
siang dalam keadaan yang sangat baik, punuknya besar, serta gemuk dan kenyang.
Kemudian dia mendatangi kaum lain, lalu dia mengajak kaum tersebut, dan ternyata kaum ini menolaknya (mereka masih teguh dengan ketauhidannya), lantas dia berpaling dari kaum tersebut, lantas mereka mengalami paceklik (tidak ada hujan turun di wilayah mereka dan rerumputan menjadi kering). Tidak ada harta apa pun di tangan mereka dan mereka berjalan melewati reruntuhan, kemudian Dajjal berkata pada reruntuhan tersebut, ‘Keluarkanlah harta pendamanmu,’ maka harta pendaman reruntuhan tersebut mengikutinya sebagaimana ratu lebah. Selanjutnya Dajjal memanggil seorang pemuda kekar, lalu dia membelahnya dengan pedang menjadi dua bagian yang terpisah jauh sejauh lemparan, kemudian dia memanggilnya lagi, lantas potongan tubuh itu menghadap dengan wajah yang berseri-seri sambil tertawa.
Kemudian dia mendatangi kaum lain, lalu dia mengajak kaum tersebut, dan ternyata kaum ini menolaknya (mereka masih teguh dengan ketauhidannya), lantas dia berpaling dari kaum tersebut, lantas mereka mengalami paceklik (tidak ada hujan turun di wilayah mereka dan rerumputan menjadi kering). Tidak ada harta apa pun di tangan mereka dan mereka berjalan melewati reruntuhan, kemudian Dajjal berkata pada reruntuhan tersebut, ‘Keluarkanlah harta pendamanmu,’ maka harta pendaman reruntuhan tersebut mengikutinya sebagaimana ratu lebah. Selanjutnya Dajjal memanggil seorang pemuda kekar, lalu dia membelahnya dengan pedang menjadi dua bagian yang terpisah jauh sejauh lemparan, kemudian dia memanggilnya lagi, lantas potongan tubuh itu menghadap dengan wajah yang berseri-seri sambil tertawa.
Dalam kondisi yang demikian, selanjutnya Allah Subhanahu wa
Ta’ala mengutus Nabi Isa Al-Masih bin Maryam ‘alaihissalam. Beliau turun di
menara putih sebelah timur Damaskus, mengenakan dua pakaian yang diwarnai,
seraya meletakkan kedua telapak tangannya pada sayap dua malaikat. Ketika
beliau menundukkan kepalanya, keringat bercucuran bagaikan permata.
Orang kafir
tidak mungkin mencium nafasnya kecuali langsung mati. Nafas beliau sampai
sejauh mata memandang. Kemudian Nabi Isa mencari Dajjal sehingga beliau
menemukannya di Bab Lud (nama tempat Syiria) lalu nabi Isa membunuhnya.
Selanjutnya Nabi Isa mendatangi kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari
Dajjal, lalu beliau mengusap wajah-wajah mereka, beliau menjelaskan kepada
mereka derajat mereka di surga. Dalam kondisi demikian, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi
wahyu kepada Nabi Isa ‘alaihissalam, ‘Sungguh, Aku telah mengeluarkan
hamba-hamba-Ku. Tidak ada seorang pun yang mempunyai kemampuan untuk memerangi
mereka. Kumpulkanlah mereka ini ke bukit Tursina (Jadikanlah bukit Tursina
sebagai benteng).
Selanjutnya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirim Ya’juj
Ma’juj.
Mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Orang
pertama di antara mereka melewati danau Thabariyah, lalu mereka meminum airnya.
Orang terakhir juga melewatinya, lalu mereka berkata, ‘Sungguh, tadi ada di
danau ini banyak airnya.
Nabi Isa ‘alaihissalam beserta sahabat-sahabatnya
semakin kepepet, sehingga kepala sapi bagi salah seorang di antara mereka lebih
baik dari pada seratu dinar bagi kalian semua hari ini (lantaran mereka sangat
membutuhkan makanan),
kemudian Nabi Isa beserta sahabat-sahabatnya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Mereka memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar gangguan Ya’juj Ma’juj segera dihilangkan), lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirim cacing di dalam hidung unta dan kambing pada leher-leher mereka. Lantas mereka pun mati sekaligus. Kemudian Nabi Isa ‘alaihissalam beserta sahabat-sahabatnya turun ke bumi. Ternyata mereka tidak menemukan tempat sejengkal pun di muka bumi kecuali dipenuhi oleh bau busuk. Lantas Nabi Isa beserta sahabat-sahabatnya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Allah mengirimkan burung-burung semisal leher unta. Burung-burung itu membawa bangkai Ya’juj Ma’juj lalu dilemparkan sesuai kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan hujan yang tidak dapat ditahan oleh tanah keras dan gandum. Maka, bumi pun dicuci bersih sehingga seperti kaca.
kemudian Nabi Isa beserta sahabat-sahabatnya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. (Mereka memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar gangguan Ya’juj Ma’juj segera dihilangkan), lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirim cacing di dalam hidung unta dan kambing pada leher-leher mereka. Lantas mereka pun mati sekaligus. Kemudian Nabi Isa ‘alaihissalam beserta sahabat-sahabatnya turun ke bumi. Ternyata mereka tidak menemukan tempat sejengkal pun di muka bumi kecuali dipenuhi oleh bau busuk. Lantas Nabi Isa beserta sahabat-sahabatnya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Allah mengirimkan burung-burung semisal leher unta. Burung-burung itu membawa bangkai Ya’juj Ma’juj lalu dilemparkan sesuai kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan hujan yang tidak dapat ditahan oleh tanah keras dan gandum. Maka, bumi pun dicuci bersih sehingga seperti kaca.
Kemudian dikatakan kepada bumi, ‘Tumbuhkanlah
buah-buahmu dan kembalikanlah berkahmu.’ Pada hari itu sekelompok orang memakan
delima dan mereka berteduh dengan kulitnya, air susu sangat diberkahi. Bahkan,
seekor unta yang hampir melahirkan mencukupi untuk sekelompok orang banyak.
Seekor sapi yang hampir melahirkan mencukupi untuk satu kabilah. Seekor kambing
yanghampir melahirkan mencukupi satu suku. Dalam kondisi demikian, tiba-tiba
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan angin yang baik, lalu angin ini mengena
mereka di bawah ketiak mereka, sehingga ruh setiap orang mukmin dan muslim
dicabut. Yang masih tersisa tinggal orang-orang jahat. Orang-orang pun
melakukan hubungan seks sebagaimana keledai (artinya, lelaki dan perempuan
melakukan hubungan seks secara terang-terangan di hadapan banyak orang bagaikan
keledai). Maka, dalam kondisi demikian datanglah hari kiamat.” (HR. Muslim)
Tidak ada komentar: