Segala puji bagi Allah yang telah mempertemukan kita lewat blog ini,Semoga sholawat dan salam selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad beserta keluarganya sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya sampai hari kiamat.

Jumat, 06 September 2013

Kisah pernikahan Adam dan Hawa


     Dalam satu kesempatan, Allah SWT berfirman kepada para malaikat, "Kau bawalah Adam itu ke langit untuk menghadap Aku, Tuhan yang Mahamulia lagi Mahabesar." 
Seluruh isi langit memuji Alllah SWT. Kemudian Tuhan melihat rupa Adam. Setelah Adam dinobatkan sebagai khalifah, beliau kemudian diarak ke dalam sorga Janatul Firdaus.
Namun, di dalam sorga tak seorang pun dia melihat yang serupa dengannya sebagai seorang manusia.
Adam as ingin berisitirahat. Dia berbaring di atas lambung kanannya. Rasa kantuk membuatnya tertidur. Allah SWT Maha Mengetahui isi hati setiap makhluk-Nya. Demikian pula dengan kondisi Nabi Adam as., Allah SWT mengetahui Adam as berduka, karena tidak memiliki seorang teman yang sejenis dengannya. Lalu diciptakanlah seorang manusia baru saat ia masih tidur. Ciptaan yang baru itu adalah Hawa.

   Tatkala ciptaan itu sudah berwujud, Adam as terjaga. Dia terpesona ketika melihat seseorang yang begitu indahnya telah berada di sisinya. Adam as pun ingin menjabat tangan Hawa Allah SWT segera melarangnya,

"Hai Adam, jangan engkau jabat dia dulu Aku akan nikahkan saja engkau dengan dia."
Adam mengatakan "Bahwa seluruhnya itu adalah anugerah dari Allah SWT juga, dan hamba-Mu menjunjung apa- apa (yang menjadi) perintah-Mu. "
"Allah SWT memerintahkan para Malaikat," Hai para Malaikat, bawalah oleh kamu baki yang berisi emas, perak, mutiara, intan, dan manikam yang indah-indah ke hadapan Adam dan Hawa. Bahwasanya Aku hendak menikahkan Adam dengan Hawa. "
Kemudian Allah SWT mengucapkan prakata menjelang pernikahan Adam dan Hawa:
"Segala puji bagi Allah Ta'ala yang sangat besar Kebesaran-Nya. Bahwa seluruhnya itu telah percaya terhadap-Ku. Dan segala puji-pujian bagi kekasih- Ku dan utusan-Ku Telah bersaksi seluruh malaikat-Ku dan seluruh isi langit-Ku, dan seluruh malaikat yang menanggung 'Arsy-Ku, bahwasanya telah kunikahkan hamba-Ku Adam dan Hawa di atas langit-Ku dengan kodrat-Ku. Bahwa Adam as bertasbih terhadap Aku, dan membesarkan Aku, dan memuji terhadap Aku, yaitu dengan kemuliaan ayat Kursi. Dan bersaksilah Aku bahwasanya Tidak Tuhan yang menjadikan segala sesuatu, hanya Aku juga yang Maha Kuasa. Bahwasanya Adam khalifah-Ku dan Hawa itu istrinya, dan berkenanlah ia (Hawa) untuk mengasihinya (Adam), dan mereka seluruhnya beribadah kepada-Ku. Dan telah membawa imanlah mereka itu terhadap Muhammad kekasih-Ku dan rasul-Ku yang Kubesarkan atas segala sesuatu. " Pernikahan Adam dan Hawa Allah SWT Yang Maha Pengasih untuk menyempurnakan nikmatnya lahir dan batin kepada kedua hamba-Nya yang saling membutuhkan itu, segera memerintahkan gadis-gadis bidadari penghuni sorga untuk menghiasi dan menghibur mempelai perempuan itu serta membawakan kepadanya pengiriman-pengiriman berupa perhiasan-perhiasan sorga. Sementara Itu diperintahkan pula kepada malaikat langit untuk berkumpul bersama-sama di bawah pohon "syajarah Thuba", menjadi saksi pada pernikahan Adam dan Hawa.

   Diriwayatkan bahwa pada akad pernikahan itu Allah SWT berfirman:
"Segala puji adalah milik-Ku, segala kebesaran adalah pakaian -Ku, segala kemegahan adalah hiasan-Ku dan segala makhluk adalah hamba-Ku dan di bawah kekuasaan-Ku. 
Menjadi saksilah kamu hai para malaikat dan para penghuni langit dan sorga bahwa Aku menikahkan Hawa dengan Adam, kedua ciptaan-Ku dengan mahar, dan harus keduanya bertahlil dan bertahmid kepada-Ku! ". 

   Setelah akad nikah selesai berdatanganlah para malaikat dan para bidadari menyebarkan mutiara-mutiara yaqut dan intan-intan permata kemilau kepada kedua pengantin agung tersebut. Selesai upacara akad, diantarlah Adam as mendapatkan isterinya di istana megah yang akan mereka diami. 
Hawa menuntut haknya. Hak yang disyariatkan Allah sejak semula. "Mana mahar?" tanyanya, la menolak persentuhan sebelum mahar pemberian ditunaikan dahulu. 
Adam as bingung seketika. Lalu sadar bahwa untuk menerima haruslah siap memberi, la insaf bahwa yang demikian itu haruslah menjadi metode pertama dalam pergaulan hidup . Sekarang ia sudah memiliki teman. Antara sesama kawan harus ada saling memberi dan saling menerima.
Pemberian pertama pada pernikahan untuk menerima kehalalan adalah mahar. 
Oleh karenanya Adam as menyadari bahwa tuntutan Hawa untuk menerima mahar adalah benar. 
Pergaulan hidup antara laki-laki dan wanita akan berubah menjadi persahabatan yang 'tetap' bila disertai dengan mahar. 
Dan kini apakah bentuk mahar yang harus diberikan? 
Itulah yang sedang dipikirkan Adam. Untuk keluar dari keraguan, Adam as berseru: "Ilahi, Rabbi 'Apakah gerangan yang akan kuberikan kepadanya? Emaskah, intankah, perak atau permata?".
"Bukan!" kata Tuhan. "Apakah hamba akan berpuasa atau shalat atau bertasbih untuk-Mu sebagai maharnya?" tanya Adam as dengan penuh pengharapan. "Bukan!" tegas suara Ghaib. Adam diam , menentramkan jiwanya. Kemudian bermohon: "Kalau begitu tunjukilah hamba-Mu jalan keluar!".

 Allah SWT berfirman: "Mahar Hawa adalah shalawat sepuluh kali atas Nabi-Ku, Nabi yang bakal Kubangkitkan yang membawa pernyataan dari sifat-Ku: Muhammad , cincin permata dari para anbiya 'dan penutup serta penghulu segala Rasul.Ucapkanlah sepuluh kali! ".

   Adam as merasa lega. la mengucapkan sepuluh kali shalawat atas Nabi Muhammad SAW sebagai mahar kepada istrinya. Suatu mahar yang bernilai spiritual, karena Nabi Muhammad SAW adalah rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam). Hawa mendengarkannya dan menerimanya sebagai mahar. "Hai Adam, kini Aku halalkan Hawa bagimu", perintah Allah, "dan dapatlah ia sebagai isterimu!".

   Adam as bersyukur lalu memasuki isterinya dengan ucapan salam. Hawa menyambutnya dengan segala keterbukaan dan cinta kasih yang seimbang. Allah SWT . berfirman kepada mereka: "Hai Adam, diamlah engkau bersama istrimu di dalam sorga dan makanlah (dan nikmatilah) apa saja yang kamu berdua inginkan, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini karena (ketika mendekatinya) kamu berdua akan menjadi zalim". (Al -A'raaf: 19). Dengan pernikahan ini Adam as tidak lagi merasa kesepian di dalam sorga. Inilah percintaan dan pernikahan yang pertama dalam sejarah ummat manusia, dan bertahan di dalam sorga yang penuh kenikmatan. Yaitu sebuah pernikahan agung yang dihadiri oleh para bidadari , jin dan disaksikan oleh para malaikat.


   Peristiwa pernikahan Adam dan Hawa terjadi pada hari Jum'at. Entah berapa lama keduanya berdiam di sorga, hanya Allah SWT yang tahu. Lalu kelak keduanya diperintahkan turun ke bumi. Turun ke bumi untuk menyebarluaskan keturunan yang akan mengabdi kepada Allah SWT dengan janji bahwa sorga itu tetap tersedia di hari kemudian bagi hamba-hamba yang beriman dan beramal saleh.


Kenapa Hawa dinamakan Hawa? Karena ia merupakan ibu para Makhluk hidup (maksudnya manusia). Karena Hawa berasal dari akar kata ‘Hayun’ yang artinya hidup.

Kenapa Adam dinamakan Adam, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis dari Imam Shadiq ia berasal dari akar kata: ‘Adim’ yang artinya bagian permukaan tanah.

Wallahuallam bissawab.,

Kisah Rahasia Penciptaan Adam

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (QS Al-Baqoroh :30)

Proses Penciptaan Adam 
Allah SWT berfirman kepada Jibril, "Hai Jibril, turunlah engkau ke bumi. Ambilkan Aku segenggam tanah. Aku hendak menciptakan Adam!"
Jibril pun turun ke bumi, saat akan diambil tanah itu bergoncang hebat. Dengan ijin-Nya, Jibril dapat mendengar perkataan bumi. "Demi Allah, Tuhan Yang Maha Tinggi. Hai Jibril, jangan engkau ambil, aku takut (diriku) dijadikan sebagai khalifah, karena aku takut berbuat durhaka kepada Tuhan seru sekalian alam. Dan aku sangat takut terhadap siksa neraka."
Jibril pun kembali kepada Allah SWT. la melaporkan sikap bumi yang mendorongnya untuk dijadikan sebagai bahan penciptaan Adam.